Harus punya rencana taktis
Dia pun mengatakan untuk menghadapi puncak bonus demograsi, Indonesia harus punya perencanaan taktis, visi yang taktis, dan strategi yang taktis agar bisa berkompetisi dengan negara lain. "Itu yang dulu-dulu kita enggak memiliki. Tapi sekarang saya tanya ke Menteri Bappenas. Sudah lebih taktis dan detail," kata dia.
Menurut dia, tidak bisa lagi Indonesia memakai cara dulu, seperti menggunakan istilah yang absurd. "Pengembangan? Apa itu pengembangan. Penguatan? Apa itu penguatan. Harus to the point apanya, Harus taktis apanya."
Sehingga untuk membawa kapal besar Indonesia menggapai cita-cita emas 2045, pemerintah harus berani untuk mengeksekusinya untuk menjadi lima negara besar ekonomi dunia. Dia mengayakan, peluang dan hitungannya sudah ada. Mulai dari Bappenas, Jokowi mengaku sudah mendengar kalkulasinya, termasuk dari IMF, World Bank atau Bank Dunia, di mana hampir mirip hitungannya.
"Kita perkirakan GNI per kapita di 2023 kita sudah mencapai angka US$ 5.030. Perkiraan kita di tahun 2045 angkanya kira-kira sampai US$ 30.300 per kapita. Itu lompatannya," ujar Jokowi.
Sementara untuk tingkat kemiskinan, saat ini sudah single digit di angka 9,57 persen. Namun, Jokowi melanjutkan, angka tersebut masih tinggi. "Dan di tahun 2045 diperkirakan di 0,5-0,8 persen. Tapi bukan hal yang mudah, bukan hal yang gampang," kata dia.
Pilihan Editor: Jokowi Balas Ucapan Anies soal Kepemimpinan: Masa Kayak Meteran Pom Bensin?