TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menanggapi target pemerintah atas kemiskinan ekstrem 0 persen pada 2024. Menurut dia, target tersebut terlalu berat. Bhima justru memproyeksikan kemiskinan ekstrem 0 persen mundur 5-8 tahun lagi setelah 2024.
Bhima menjelaskan saat ini kemiskinan ekstrem sulit mencapai target karena efek pandemi Covid-19 membuat masyarakat banyak jatuh di kerak kemiskinan. Mulai dari sulitnya mencari lapangan kerja terutama di pedesaan, dan naiknya harga kebutuhan pokok atau inflasi.
“Termasuk fasilitas infrastruktur dasar belum merata di kantong kemiskinan,” tutur Bhima melalui pesan WhatsApp pada Rabu, 7 Juni 2023.
Pemerintah, kata dia, sebaiknya mempertajam lagi alokasi belanja infrastruktur, lalu fokus kepada infrastruktur di daerah kantong kemiskinan. Mulai dari perbaikan irigasi, jalan desa, akses listrik yang stabil, hingga infrastruktur pendidikan dan kesehatan.
Terkait bantuan sosial atau bansos, Bhima berujar, kuncinya adalah pada nominal yang perlu ditambah, dan pengawasan diperketat. “Pengendalian inflasi khususnya bahan pangan juga merupakan kunci keberhasilan menurunkan kemiskinan ekstrem,” ucap dia.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan soal target kemiskinan ekstrem tersebut. “Pemerintah optimistis angka kemiskinan ekstrem di Indonesia pada 2024 mendekati 0 persen,” kata Suharso.
Sehingga, dia berujar, itu menjadi modal untuk strategi di dalam Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Selain kemiskinan ekstrem, Suharso menjelaskan, di Indonesia juga ada kemiskinan lain yakni kemiskinan desil satu dan desil dua. "Itu kita lihat," kata dia.
Soal target tersebut juga sebelumnya disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dia mengatakan bahwa penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0 persen akan diupayakan pada 2024. Hal itu menjadi pembahasan dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo alias Jokowi, pada 20 Februari 2023 lalu.
Penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0 persen 2024, kata dia, menjadi fokus jangka pendek pemerintah. Artinya, bendahara negara berujar, keseluruhan total angka kemiskinan akan menurun. Untuk mencapai target tersebut, kebutuhan pendanaanya juga akan dilakukan prioritas untuk tahun ini dan tahun depan.
“Jadi kemiskinan ekstrem di tahun 2024 yang harus 0 persen, kemudian kemiskinan headline adalah di 6,5-7,5 persen,” kata dia.
Pilihan Editor: Kepala Bappenas Beberkan Strategi Pengentasan Kemiskinan 2025-2045: Pendekatannya Akan Berbeda
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini