TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini Amerika Serikat jadi sorotan karena berpotensi terbelit krisis utang menggunung. Jika krisis utang yang mengguncang Washington itu pada akhirnya membuat negara Abang Sam jatuh ke dalam resesi, apa dampaknya bagi negara-negara lain?
Untuk pertama kalinya, gagal bayar utang negara tersebut kemungkinan segera berimbas ke seluruh dunia. Pesanan produk dari pabrik Cina yang menjual barang elektronik ke AS, misalnya, bisa seketika jeblok. Investor Swiss pemilik obligasi AS pun bakal menderita kerugian besar. Berikutnya, perusahaan Sri Lanka tidak lagi dapat menggunakan dolar sebagai alternatif mata uang.
Dampak Jika AS Gagal Bayar Utang
Menurut ekonom dari Moody’s Analytics, Mark Zandi, tidak ada sudut ekonomi global yang akan selamat jika pemerintah AS gagal bayar utang dan krisis tersebut tidak diselesaikan dengan cepat. Utang nasional AS saat ini telah melebihi US$ 31 triliun.
Mengutip dari PBS, Zandi bersama dua rekan dari perusahaannya menyimpulkan, meskipun batas utang dilanggar tidak lebih dari seminggu, ekonomi AS akan melemah sangat cepat hingga menghapus sekitar 1,5 juta pekerjaan.
Jika gagal bayar utang ini bertahan lebih lama sampai musim panas yang akan datang, konsekuensinya akan jauh lebih mengerikan, yakni pertumbuhan ekonomi AS bisa jeblok. Sebanyak 7,8 juta pekerjaan lenyap, suku bunga pinjaman melonjak, tingkat pengangguran melambung 4,6 persen, dan penurunan pasar saham memupuskan US$ 10 triliun kekayaan rumah tangga.
Itu semua baru kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Namun teranyar, Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy telah mencapai kesepakatan tentatif untuk menaikkan plafon utang pemerintah federal sebesar IS$ 31,4 triliun pada Sabtu malam, 27 Mei 2029. Kesepatan itu otomatis mengakhiri kebuntuan selama berbulan-bulan.
Kesepakatan itu mengakhiri negosiasi alot antara pemerintah dan Kongres sebelum Amerika Serikat kehabisan uang untuk membayar utangnya pada awal Juni.
"Saya baru saja menutup telepon dengan presiden beberapa saat lalu. Setelah dia membuang-buang waktu dan menolak untuk bernegosiasi selama berbulan-bulan, kami telah mencapai kesepakatan prinsip yang layak untuk rakyat Amerika," kata McCarthy dalam akun Twitter-nya.
Selanjutnya: Biden menyebut kesepakatan itu sebagai ...