Namun, permasalahan telah memburuk. Perpecahan partisan kongres kian melebar, sementara utang tumbuh setelah bertahun-tahun peningkatan pengeluaran dan pemotongan pajak yang dalam. Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah memperingatkan bahwa pemerintah dapat gagal bayar paling cepat 1 Juni 2023 jika anggota parlemen tidak menaikkan atau menangguhkan batas utang.
Gelombang Kejut yang Sistematik
Terganggunya kepercayaan terhadap obligasi karena alasan apa pun bakal mengirimkan “gelombang kejut” ke seluruh sistem dan berkonsekuensi besar bagi pertumbuhan global, kata Maurice Obstfeld dari Peterson Institute for International Economics sekaligus mantan kepala ekonom di Dana Moneter Internasional (IMF).
Pasalnya, obligasi banyak digunakan sebagai jaminan pinjaman, penyangga terhadap kerugian bank, tempat berlindung di saat ketidakpastian tinggi, serta tempat bagi bank sentral untuk memarkir cadangan devisa.
Karena keamanannya, surat utang pemerintah AS memiliki bobot risiko nol dalam peraturan bank internasional. Pemerintah asing dan investor swasta memegang hampir US$ 7,6 triliun dari utang tersebut (kira-kira 31 persen dari obligasi di seluruh pasar keuangan).
Dominasi dolar telah menjadikannya mata uang global de facto sejak Perang Dunia II sehingga relatif mudah bagi AS untuk meminjam dan membiayai tumpukan utang pemerintah yang terus bertambah. Akan tetapi, permintaan dolar yang tinggi juga cenderung membuat mereka lebih berharga daripada mata uang lain.
Efeknya adalah dolar yang kuat membuat barang-barang AS lebih mahal dibandingkan saingan mereka, membuat eksportir berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Itulah salah satu alasan mengapa AS mengalami defisit perdagangan setiap tahun sejak 1975.
NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM | REUTERS
Pilihan Editor: LPS Jelaskan Dampak Positif dan Negatif Gagal Bayar Utang Amerika ke RI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini