TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan asuransi Manulife Indonesia pada 2022 meraih kinerja positif walaupun berada di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang menantang dan industri asuransi mengalami tekanan setelah pulih dari pandemi Covid-19.
Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia Ryan Charland mengatakan pencapaian itu menumbuhkan optimisme untuk kinerja tahun ini meskipun banyak kalangan mengkhawatirkan pelambatan ekonomi secara global pada 2023.
“Walaupun mengalami tahun yang penuh tantangan di 2022, kami mencatatkan kinerja bisnis yang solid untuk membantu jutaan nasabah dan keluarganya dalam melindungi masa depan mereka,” ujar Ryan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu .
Menurut dia, sepanjang 2022, pendapatan premi asuransi mencapai Rp 10 triliun dan total pendapatan sebesar Rp 12,6 triliun.
Manulife Indonesia juga membukukan total aset sebesar Rp 60 triliun dan menjadi perusahaan asuransi jiwa dengan aset kedua terbesar di Indonesia.
Ryan menambahkan Manulife juga menunjukkan posisi permodalan yang jauh melebihi ketentuan pemerintah sebesar 120 persen, dengan risk-based capital (RBC) 587 persen di bisnis konvensional dan 664 persen untuk unit syariah.
Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon sebelumnya mengakui pada 2022 merupakan tahun tantangan karena perekonomian belum stabil.
Hal itu terlihat dari pendapatan industri asuransi jiwa hanya sebesar Rp 223 triliun atau turun 7,5 persen dibandingkan periode yang sama 2021.
Selanjutnya: Meskipun demikian, peluang untuk tumbuh....