"Electric vehicle itu penting karena sebesar US$ 35 miliar, impor energi kita per tahun. Kalau kita kurangi lewat electric vehicle ini," kata Luhut.
Luhut juga membahas jika EV yang menggunakan batubara sebagai bahan pembangkit listrik, akan masuk dalam program pemerintah melalui Just Energy Transition Partnership (JETP).
"Batu bara itu sudah ada JETP, untuk upaya retirement coal fire (program pensiun pembangkit listrik tenaga batubara), sambil kita membangun renewable energy, hydro power, goethermal dan sebagainya, itu satu ekosistem," katanya.
Anies Baswedan sebelumnya mengkritik kebijakan pemerintah menggelontorkan subsidi kendaraan listrik. Pemberian subsidi, menurut dia, bukan solusi masalah lingkungan hidup seperti polusi udara. Apalagi ketika pemilik kendaraan listrik adalah kalangan yang tidak memerlukan subsidi.
Tak berhenti di situ, Anies merujuk data emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer lebih tinggi dari emisi karbon bus berbahan bakar minyak (BBM). “Kenapa itu bisa terjadi? Karena bus memuat orang banyak sementara mobil (listrik) memuat orang sedikit," kata Anies dilansir Antara, Selasa, 9 Mei 2023.
Berbekal pengalamannya saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, kata Anies, pemberian subsidi yang kurang tepat justru hanya akan menambah kemacetan di jalanan.
Jadi, menurut Anies, yang seharusnya didorong ke depan adalah demokratisasi sumber daya bahwa pemerintah mengarahkan agar sumber daya yang dimiliki negara diberikan melalui sektor-sektor yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat banyak. "Bukan semata-mata mendapatkan perhatian dalam percakapan sosial media," katanya.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | ANTARA
Pilihan editor: Luhut -sebut-kereta-cepat-beroperasi-agustus-2023">Kembali dari China, Luhut Sebut Kereta Cepat Beroperasi Agustus 2023
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini