Adapun gangguan sistem pada BSI awalnya bermula pada Senin, 8 Mei 2023. BSI belakangan menyebutkan sejumlah aplikasi perbankannya sulit diakses karena adanya dugaan serangan siber.
BSI mengaku telah berkoordinasi untuk investigasi terkait serangan siber yang dialami pihaknya kepada pemangku kepentingan lainnya seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). BSI juga memastikan layanannya tetap memprioritaskan kepentingan nasabah termasuk perlindungan data serta dana konsumen.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan pihaknya telah mengirim surat kepada BSI untuk memastikan keamanan data nasabah tetap dijaga.
“Kami sudah mengirimkan surat kepada BSI untuk meminta keterangan tentang apa yang terjadi dari sisi perlindungan konsumennya, karena memang ada ketentuan yang harus dipatuhi terkait dengan keamanan data nasabah, privasi, dan juga perlindungan konsumen,” kata Friderica usai Indonesia Sharia Financial Olympiad (ISFO) di Gedung Dhanapala, Jakarta, Senin, 22 Mei 2023.
Di dalam surat itu, OJK juga meminta penjelasan BSI terkait langkah perlindungan konsumen yang dilakukan. OJK memastikan akan tetap mengawasi layanan BSI secara menyeluruh agar hal serupa tidak lagi terjadi. Pengawasan tersebut termasuk untuk mengamankan data nasabah.
ANTARA
Pilihan Editor: BSI Diserang Ransomware, Kaspersky: Sektor Bank dan Keuangan Jadi Target Utama Serangan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini