Pemerintah federal AS disebut-sebut bakal kehabisan uang untuk membayar tagihannya paling cepat 1 Juni 2023 mendatang, kata Departemen Keuangan. Namun hal itu bisa dicegah jika plafon utang dinaikkan.
Sebelumnya, pembicaraan mendetail tentang peningkatan plafon utang pemerintah AS US$ 31,4 triliun dimulai pada Rabu lalu, 10 Mei 2023. Adapun Partai Republik terus bersikeras pada pemotongan pengeluaran, sehari setelah Presiden Demokrat Joe Biden dan Kevin dari Partai Republik bertemu mengenai masalah tersebut untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.
Kemarin, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa gagal bayar utang AS yang dipicu oleh kegagalan untuk menaikkan plafon utang negara itu akan berdampak yang sangat serius bagi ekonomi AS serta ekonomi global. Termasuk di dalamnya adalah kemungkinan biaya pinjaman yang lebih tinggi.
Sementara itu, kekhawatiran tentang lemahnya permintaan di Cina juga membuat investor berhati-hati. Data harga konsumen Cina pada April, misalnya, telah naik pada kecepatan yang lebih lambat dan meleset dari ekspektasi.
Sedangkan deflasi gerbang pabrik semakin dalam. Hal ini menunjukkan lebih banyak stimulus mungkin diperlukan untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca-Covid-19 yang tidak merata.
Adapun rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi 14.762 per dolar AS. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak di rentang 14.736 - 14.770 per dolar AS. Sementara kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke posisi 14.752 per dolar AS ketimbang posisi sebelumnya 14.722 per dolar AS.
ANTARA
Pilihan Editor: Suku Bunga Acuan Ditahan di 5,75 Persen, Gubernur BI: Masih Memadai untuk Inflasi Terkendali
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini