TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan ini, Jumat, 12 Mei 2023, jeblok di tengah penguatan indeks dolar AS. Pelemahan nilai tukar rupiah di antaranya karena kekhawatiran plafon utang Amerika Serikat (AS).
Rupiah pada Jumat sore ditutup melemah 29 poin atau 0,2 persen ke posisi 14.751 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan sebelumnya, rupiah berada di level 14.722 per dolar AS.
"Rupiah berbalik melemah hari ini terhadap dolar AS. Pergerakan indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, terlihat menguat ke level 102 sejak semalam," ujar pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ariston menjelaskan penguatan dolar AS didorong oleh posisi dolar sebagai aset safe haven. Pasalnya, pasar mengkhawatirkan masalah plafon utang (debt ceiling) AS dan kondisi perbankan AS serta pelambatan ekonomi Cina.
Tak hanya itu, penguatan dolar AS juga bisa dipicu oleh indikasi bahwa bank sentral AS atau The Fed belum memikirkan opsi memangkas suku bunga acuannya.
Adapun kemarin Menteri Keuangan AS Janet Yellen mendesak Kongres untuk menaikkan batas utang federal hingga US$ 31,4 triliun. Hal ini untuk mencegah gagal bayar--yang belum pernah terjadi sebelumnya--kerna dikhawatirkan bakal memicu penurunan ekonomi global.
Sementara itu, kekhawatiran tentang krisis perbankan regional AS meningkat setelah saham PacWest Bancorp anjlok 23 persen pada Kamis, 11 Mei 2023.
Pemberi pinjaman yang berbasis di Los Angeles itu mengatakan simpanannya menurun dan telah membukukan lebih banyak jaminan ke Federal Reserve AS untuk meningkatkan likuiditasnya.
Selanjutnya: Pemerintah federal AS disebut-sebut bakal ...