Sebelumnya, Holding Perkebunan Nusantara, PTPN III, mengumumkan rencana penggabungan 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara menjadi dua sub holding yang akan dilaksanakan di bulan ini.
PTPN V, VI, dan XIII akan bergabung ke PTPN IV dan nantinya dikenal sebagai Sub Holding PalmCo. Sementara PTPN II, VII sampai XII bergabung ke PTPN I dan disebut Sub Holding SupportingCo. Rencana penggabungan sejalan Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Juga sesuai arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tentang hilirisasi dan industrialisasi crude palm oil (CPO) kelapa sawit serta untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng (migor) dalam negeri.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Muhammad Abdul Ghani usai mengumumkan secara resmi pembentukan PalmCo dan SupportingCo menjelaskan, PalmCo menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, kapasitas produksi komoditas olahan sawit, hasil panen Tandan Buah Segar (TBS), kapasitas produksi CPO, minyak nabati dan minyak goreng.
“Selain itu, PalmCo akan membangun industri hilir biodiesel dengan kapasitas 450 ribu ton RBDPO per tahun pada 2025 sebagai bentuk peran serta dalam program B30 dan B40. Pembangunan pabrik Bio CNG di enam unit PKS yang berada di dalam PalmCo sampai 2024 melalui kemitraan dan melakukan peremajaan sawit rakyat seluas 60 ribu hektar sampai 2026 nanti," kata Ghani.
Pilihan Editor: OJK: Jangan Pakai Pinjol Ilegal untuk Nonton Konser Coldplay
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini