TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menjelaskan dampak dari potensi Amerika Serikat atau AS gagal bayar utang. Negeri Paman Sam itu memiliki utang yang nilainya sudah melebihi ambang batas US$ 31,4 triliun yakni mencapai US$ 31,45 triliun.
“Gejala gagal bayar utang Amerika karena belum sepakatnya date sealing ya batasan utangnya, itu bisa mengirim sinyal yang sangat berbahaya bagi pasar keuangan secara global,” ujar dia saat dihubungi pada Rabu, 3 April 2023.
Alasannya, Bhima melanjutkan, karena surat utang Amerika dianggap yang paling aman di dunia. “Save heaven itu ya dolar, emas, kemudian US Treasury Bill atau surat utang Amerika,” kata Bhima.
Sehingga, jika surat utang Amerika dianggap sebagai save heaven oleh banyak bank sentral di seluruh dunia, kemudian fund manager di banyak negara, lalu collaps gagal bayar, maka akan terjadi kepanikan yang luar biasa.
Menurut Bhima, bursa saham hampir di seluruh dunia akan mengalami penurunan tajam. Kemungkinan, dia berujar, nvestor juga akan mencari peralihan bisa ke Euro atau ke Yen Jepang misalnya, sebagai peralihan.
“Itu enggak bagus bagi negara yang terlalu banyak bergantung pada dolar Amerika, seperti Indonesia,” kata Bhima.
Selanjutnya: psikologis investor global terganggu