TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengakui harga beras masih tinggi di pasaran. Ia berujar lonjakannya mencapai 10 persen hingga menjadi salah satu penyumbang kenaikan inflasi. Namun dia menilai harga beras, khususnya yang berkualitas premium kini sudah mulai berangsur turun sekitar Rp 200-500 per kilogram.
"Naiknya 10 persen dari awal. Tadinya yang Rp 10.000 per kilogram naik ke Rp 11.000. Naik 10 persen kan," tuturnya saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat pada Kamis, 4 Mei 2023.
Ia berujar beras premium masih tinggi tetapi sudah turun karena Bulog terus melakukan operasi pasar. Bila masyarakat ingin beras dengan harga murah, kata dia, bisa mencari beras merek Bulog yang dibanderol Rp 9.450 per kilogram. Beras tersebut dijual dengan kemasan 5 kilogram di sejumlah ritel modern dan pasar tradisional.
Di sisi lain, dia menggarisbawahi harga beras petani tidak akan turun. Pasalnya, Perum Bulog akan terus menyerap hasil produksi dalam negeri dengan harga Rp 10.000 per kilogram. "Bahkan lebih dari Rp 10.000 pun dibeli juga," kata dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mengungkapkan komoditas beras merupakan salah satu penyumbang terbesar inflasi April 2023. Kenaikan harga beras memberikan andil inflasi sebesar 0,02 persen.
Sementara itu, melansir laman Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2SK) Kementerian Perdagangan harga beras medium pada 4 Mei 2023 naik menjadi Rp 12.000 per kilogram. Sedangkan harga beras premium melonjak menjadi Rp 13.900 per kilogram.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional pun mencatat harga beras medium sudah mencapai Rp 13.500 per kilogram. Sedangkan beras premium atau kualitas super I melonjak hingga Rp 14.800 per kilogram.
Pilihan Editor: Zulhas Bantah Kemendag Punya Utang Subsidi Minyak Goreng Rp 344 Miliar ke Pengusaha Ritel
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini