Hery melanjutkan, saat ini total tabungan di BSI mencapai Rp 115,12 triliun dan menjadikan bank berada di peringkat ke-5 tabungan secara nasional.
Pencapaian ini, lanjut Hery, memberikan pengaruh positif terhadap rasio Cost of Fund (CoF) BSI menjadi 1,97 persen karena tabungan wadiah yang memberikan impact efisiensi pengurangan biaya bagi hasil.
Dari segi pembiayaan, BSI mencatat pertumbuhan hingga dua digit yakni 20,15 persen yoy Rp 213, 28 triliun. Pada periode tersebut, kata Hery, kualitas pembiayaan BSI terjaga dengan baik yang tercermin dari NPF Gross di level 2,36 persen.
"Perseroan fokus pada pembiayaan jangka panjang, prudent dan mendiversifikasi alternatif pembiayaan yang sesuai segmen nasabah. Dengan demikian risiko pembiayaan dapat dimitigasi dengan baik sesuai dengan jenis pembiayaannya," ujarnya.
Hery menjelaskan, pertumbuhan laba BSI diiringi dengan meningkatnya aset BSI yang kini mencapai Rp 313,25 triliun, tumbuh 15,47 persen yoy.
Selain itu, kata Hery, juga ditopang oleh pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen retail dan wholesale, serta didukung oleh peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya dan Fee Based Income (FBI).
Selanjutnya: “Kinerja perseroan tumbuh lebih baik....