Pasalnya, kata Djoko, mudik menggunakan sepeda motor menduduki posisi kedua setelah mobil pribadi. Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan tahun 2023, penggunaan sepeda motor untuk mudik mencapai 25,13 juta orang atau 20,30 persen.
Sementara itu, mudik menggunakan mobil pribadi mencapai 27,32 juta orang atau 22 persen, bus 22,77 juta orang atau 18,39 persen, kereta apai antarkota sebanyak 14,47 juta orang atau 11,99 persen, dan mobil sewa sebanyak 9,53 juta orang atau 7,70 persen.
Djoko pun menilai program mudik gratis saat perayaan Idulfitri maupun Natal dan Tahun Baru (Nataru) bisa menjadi program nasional. Dengan begitu, pelaksanaannya tidak hanya tersentralisasi di Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera. Namun, bisa dilaksanakan di daerah-daerah kepulauan yang menggunakan kapal sebagai moda transportasinya.
"Sumber dananya bisa dari APBN dan APBD, tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) BUMN, atau dari program CSR perusahaan swasta," ujar Djoko.
Akan tetapi, supaya mudik gratis tidak salah sasaran, menurut Djoko pemerintah perlu melakukan seleksi berdasarkan kartu-kartu yang dikeluarkan Kementerian Sosial, seperti kartu Program Keluarga Harapan (PKH). "Supaya mereka, masyarakat kelas menengah ke bawah, bisa turut serta merasakan kegembiraan saat mudik," ujar dia.
Pilihan Editor: Hingga H-4 Lebaran, Jumlah Penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok Melonjak 87,38 Persen
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini