Jangan Sembrono Klik Tautan
Kedua, berhati-hati pada saat mengklik tautan atau lampiran apapun yang terdapat dalam pesan singkat, SMS, dan email yang mencurigakan.
"Sekarang ini marak pelaku penipuan yang mengirim link-link berisi formulir pendaftaran yang menangkap data-data pribadi pengguna dengan mengatasnamakan institusi-institusi resmi," ucap Adrian.
Oleh karena itu, Adrian menyarankan konsumen harus memastikan terlebih dahulu bahwa akun yang mengirimkan pesan-pesan tersebut merupakan akun resmi dari institusi terkait.
Hati-hati Wifi Publik
Ketiga, hindari menggunakan jaringan Wifi publik yang tidak terenkripsi.
Ketika menggunakan Wifi publik, Adrian menjelaskan risiko menjadi korban kejahatan siber Man in the Middle Attack atau MitM sebagai interceptor antara pengguna dengan penyedia layanan digital semakin tinggi.
"Modus MitM sendiri adalah mencuri informasi pribadi pada jaringan yang tidak terenkripsi, dan menargetkan pengguna aplikasi keuangan, e-commerce, maupun situs layanan lainnya," jelasnya.
Waspada E-commerce Mencurigakan
Keempat, hindari melakukan transaksi pada platform e-commerce yang mencurigakan.
Adrian menuturkan pelaku penipuan dapat membuat web dan aplikasi yang benar-benar mirip dengan e-commerce yang resmi untuk memperoleh data pribadi korbannya dengan meminta pengguna memasukkan identitas pribadi serta detail pembayaran seperti nomor dan CVV kartu kredit.
"Untuk itu, konsumen harus jeli dalam melihat kredibilitas platform untuk memastikan bahwa platform e-commerce yang digunakan legit dan mengikuti aturan yang berlaku," tuturnya.
Gunakan yang Aman
Kelima, gunakan layanan keuangan digital yang sudah menggunakan fitur otentikasi dua langkah (2FA), seperti penggunaan biometrik.
Adrian mengatakan modus kejahatan pencurian identitas seperti phishing menjadi semakin sulit untuk dibedakan dari otoritas yang sebenarnya. Untuk itu, sistem otentikasi dua langkah hadir memberikan lapisan tambahan jika seandainya username dan password sudah bocor.
"Lapisan tambahan ini juga dapat hadir dalam rupa otentikasi biometrik yang tentunya lebih aman. Baik itu biometrik sidik jari maupun wajah," katanya.
Adapun dari banyaknya motif pencurian identitas pribadi dalam ekosistem digital, Adrian mengamini memang seringkali mempersulit masyarakat untuk melakukan mitigasi di tengah kesibukan yang kerap membuat lengah.
"Maka dari itu, VIDA berkomitmen untuk terus berupaya memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi masyarakat dalam menggunakan layanan digital khususnya menjelang Lebaran 2023 ini," tutup Adrian.
Baca juga: Istana Klarifikasi Pidato Jokowi di Jerman: Penutupan Seluruh PLTU pada 2050, Bukan 2025
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.