Secara kumulatif, 20 bandara AP II pada periode Januari - Desember 2022 melayani sekitar 62 juta penumpang atau lebih banyak 100 persen dari 2021 sebanyak 31 juta penumpang. Sementara untuk jumlah pergerakan pesawat naik 40 persen menjadi 510.000 penerbangan dari sebelumnya 360.000 penerbangan.
Bandara AP II yang menjadi pintu masuk destinasi pariwisata antara lain Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung, lalu Bandara Raja Sisingamangaraja XII di Tapanuli Utara yang berlokasi sekitar 30 menit dari Danau Toba, kemudian Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Bandara Minangkabau di Padang, dan sebagainya.
“Bandara Soekarno-Hatta sebagai pintu utama Indonesia juga menerima kedatangan wisatawan mancanegara sebagai lokasi transit untuk kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata di dalam negeri,” ujar Awaluddin.
Director of Finance AP II Hilda Savitri mengatakan kinerja positif perseroan pada 2022 juga tidak lepas dari upaya pengendalian cost melalui program cost leadership.
“Melalui cost leadership, AP II dituntut untuk benar-benar efektif dan efisien guna mendukung pencapaian pendapatan (revenue). Cost yang dikeluarkan harus benar-benar tepat secara jumlah, waktu dan prioritas program.Pada tahun lalu AP II berhasil melakukan efisiensi beban usaha sebesar 5 persen dari 2021,” ujar Hilda Savitri.
Pada 2023, AP II optimistis kinerja akan semakin membaik sejalan dengan terus menguatnya pemulihan penerbangan nasional.
AP II memproyeksikan jumlah penumpang di 20 bandara AP II secara kumulatif pada 2023 mencapai 73 juta penumpang atau meningkat 18 persen dibandingkan dengan 2022. Jumlah penumpang sebanyak 73 juta penumpang merefleksikan tingkat pemulihan (recovery rate) sebesar 81 persen dari 2019 saat belum ada pandemi COVID-19.
Pilihan editor: Jumlah Penumpang di Bandara Adi Soemarmo Selama Lebaran 2023 Diprediksi Naik 31 Persen, PT Angkasa Pura I Buka Posko Terpadu
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini