Dampak itu diprediksi tak hanya dirasakan oleh perhotelan saja. Sektor pariwisata lainnya seperti restoran, transportasi, pusat oleh-oleh dan lainnya juga disebut bakal kecipratan. PHRI berharap banyak gelaran internasional serupa yang menyedot banyak pengunjung. "Intinya kami hanya berfikir ada event sebanyak mungkin. Event berkelas," sebut dia.
Namun, angan-angan indah tersebut sirna ketika federasi sepak bola dunia atau FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Rabu malam. Keputusan itu dirilis FIFA setelah bertemu ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI Erick Thohir di Doha Qatar. Sekaligus menggugurkan Indonesia sebagai peserta jalur tuan rumah.
Sinyal Piala Dunia U-20 batal dihelat di Indonesia telah terlihat ketika pengundian grup urung dilaksanakan di Bali. Menyusul sejumlah penolakan keikutsertaan tim Israel dari sejumlah pihak termasuk dua gubernur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yaitu Wayan Koster dan Ganjar Pranowo.
Hingar bingar Piala Dunia U-20 yang tinggal satu setengah bulan ke depan pun hilang. "Kalau anggota ya pasti gelo (kecewa) karena harapan panen pun sirna. Karena kalau sekelas pemain-pemain dunia kamarnya pasti yang mahal-mahal," ucap Benk, pada Kamis, 30 Maret.
Pilihan Editor: Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023, Ini Hitung-hitungan Berbagai Kerugiannya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.