Ihwal rendahnya serapan beras oleh Bulog, Direktur Utama Bulog Budi Waseso sempat mengatakan pihaknya baru mampu menyerap 35 ribu ton gabah pada musim awal panen raya. Hal itu lantaran terjadi perebutan gabah dengan penggilingan padi.
“Panen itu kami ikuti, dalam proses perjalanan. Seperti Bapanas sampaikan bahwa produksi Februari dan Maret ini adalah untuk kebutuhan mengisi kekosongan dari penggilingan rumah tangga dan lain-lain,” kata Buwas—sapaan akrabnya—Kamis, 16 Maret 2023, dikutip dari Antara.
Dia menambahkan, “Bulog ini sebagai stabilisasi untuk harga dan kebutuhan, itu dari sisi atau kelebihan baru bisa kami serap,” imbuhnya.
Buwas pun tidak menampik jika keterbatasan produksi ini berimbas pada harga beras di pasaran yang masih cukup tinggi. Namun, dia mengaku tidak menyalahkan produksi yang kurang. “Kan banyak faktor, terutama cuaca dengan situasi sekarang. Jadi terjadi (kenaikan harga) seperti ini, wajar-wajar saja,” ucap Buwas.
Apabila produksi petani nantinya berlebih dan harga gabah atau beras jatuh, Buwas menegaskan pihaknya bakal tetap membeli gabah kering panen (GKP) sesuai ketentuan, yaitu Rp 5.000 per kilogram untuk tingkat petani dan Rp 5.100 untuk penggilingan. Dia berujar, langkah itu menjadi upaya agar petani tidak dirugikan selama panen raya.
RIRI RAHAYU | ANTARA
Pilihan Editor: Ada Trojan Perbankan Versi Baru, Kaspersky Sebut RI Masuk 10 Negara Teratas Terkena Serangan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini