India menyumbang US$ 1,081 miliar dengan komoditas bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan/nabati serta bijih logam, terak dan abu (HS 26). Sedangkan China US$ 999,8 juta dengan besi dan baja (HS 72), bahan bakar mineral dan lemak dan minyak hewan/nabati.
Sementara tiga penyumbang defisit terdalam adalah Australia sebesar US$ 400,4 juta, Thailand US$ 342,1 juta, dan Brasil US$ 158,8 juta.
"Surplus neraca perdagangan pada Februari 2023 terjadi di tengah penurunan impor yang jauh lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor," kata Habibullah.
Pada Februari 2023, ekspor mengalami penurunan sebesar 4,15 persen dibandingkan dengan Januari 2023 (m-to-m). Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai ekspor migas sebesar 20,26 persen.
Impor Februari 2023 juga mengalami penurunan sebesar 13,68 persen (m-to-m) dan lebih dalam dari penurunan ekspor. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan impor bahan baku/penopang sebesar 15,09 persen.
Pilihan Editor: Tegas Menolak Restrukturisasi Jiwasraya, Nasabah dari Forum Pensiunan BUMN: Melanggar UU
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini