TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Selasa, melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat (AS).
Rupiah pada Selasa ditutup menurun delapan poin atau 0,06 persen ke posisi Rp15.385 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.377 per dolar AS.
"Pasar global juga masih akan menunggu rilis data inflasi AS nanti malam," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa 14 Maret 2023.
Laporan inflasi utama AS akan dirilis pada Selasa, menambah teka-teki bank sentral AS atau The Fed harus tetap pada jalur kenaikan suku bunga untuk menjinakkan tekanan harga barang yang naik terus atau menahan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut guna memberi sistem perbankan beberapa ruang bernafas.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan harga konsumen naik 0,4 persen pada Februari, yang akan menurunkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun-ke-tahun menjadi enam persen pada Februari dan menandai kenaikan tahun-ke-tahun terkecil sejak September 2021.
Sementara runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) - kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan 2008 - telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah kenaikan suku bunga Fed yang agresif telah membuka celah di antara para pemain kunci di salah satu sektor perbankan terbesar dan paling saling berhubungan di dunia.
Selanjutnya: pasar berharap The Fed tidak akan menaikkan suku bunga