TEMPO.CO, Bangka- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menerbitkan 85 persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL) untuk kegiatan usaha kelautan di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono mengatakan KKPRL yang telah diterbitkan tersebut untuk menjamin ketaatan pengguna ruang laut terhadap rencana tata ruang laut di Bangka Belitung.
"KKP telah menerbitkan sebanyak 95 dokumen KKPRL untuk berbagai jenis kegiatan di Bangka Belitung yang terdiri atas 85 Persetujuan dan 10 masih dalam konfirmasi," ujar Trenggono dalam kunjungannya ke Bangka Belitung, Rabu, 8 Maret 2023.
Trenggono menuturkan KKPRL yang telah diterbitkan meliputi kegiatan berusaha pemasangan instalasi perikanan, kabel bawah laut, terminal khusus. "Untuk pertambangan termasuk diantaranya kegiatan pertambangan bijih timah menggunakan kapal keruk atau kapal isap oleh PT Timah Tbk," ujar dia.
Menurut Trenggono proses penilaian dokumen permohonan KKPRL dilakukan berdasarkan rencana tata ruang rencana zonasi serta memperhatikan kelestarian ekosistem, kepentingan nasional dan kepentingan masyarakat dan nelayan tradisional.
"Selain itu, penilaian KKPRL juga mempertimbangkan skala usaha, daya dukung dan daya tampung beserta potensi dampak lingkungan yang ditimbulkan," ujar dia.
KKP, kata Trenggono, memberi apresiasi kepada Pemerintah Daerah dan PT Timah Tbk. atas atensinya untuk mengedepankan aspek keberlanjutan dalam melakukan eksploitasi sumberdaya mineral di ruang laut.
"Juga atas upaya yang telah dilakukan untuk merevitalisasi fungsi ekosistem mangrove bersama-sama dengan warga masyarakat dalam kelompok binaan. Harapan kita semua adalah terwujudnya laut yang sehat untuk ekonomi yang kuat dan mensejahterakan masyarakat," ujar dia.
Direktur Utama PT Timah Tbk Achmad Ardianto mengatakan 80 persen cadangan timah perusahaan berada di laut. Hal tersebut, kata dia, telah menjadi tantangan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasi.
"Di satu sisi kami melaksanakan mandat dari pemerintah untuk melakukan penambangan timah, namun di sisi lain kami menyadari teknologi penambangan timah khususnya di laut harus terus ditingkatkan," ujar dia.
Achmad Ardianto menambahkan tantangan terbesar perusahaan dalam melaksanakan penambangan di laut juga muncul terutama dari sisi keselamatan kerja dan keselamatan lingkungan hidup.
"Itu sebabnya bentuk terbaik yang diarahkan nanti untuk mencapai visi perusahaan tambang kelas global yang bersahabat dengan lingkungan didalam menambang timah di laut terus kita upayakan dan kita cari," ujar dia.
Pilihan Editor: Target Produksi 2 Juta Ton, KKP Revitalisasi Tambak Udang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.