Ia berharap hasil panen padi pada musim tahun 2023 di semua daerah bakal maksimal dan mampu mendukung ketersediaan beras nasional untuk swasembada pangan. "Oleh karena itu, kita berharap produksi ini segera terproses di semua penggilingan, dari penggilingan tentu akan menuju pasar, dan tentu saja kita berharap ketersediaan di seluruh Indonesia cukup."
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebelumnya mengaku heran dengan kenaikan harga beras di pasaran di tengah produksi padi Jawa Barat yang sedang surplus. “Jawa Barat kan surplus, jadi kalau ada kenaikan beras agak tidak masuk akal,” kata dia pada Senin, 13 Februari 2023.
Ia menduga penyebab kenaikan harga beras bukan datang dari sisi produksi. “Jadi kuncinya bukan di petaninya, bukan di produksi, tapi lebih pada sistem berdagang yang di luar kendali. Itu membuat tidak wajar harganya,” kata dia.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat Dadan Hidayat mengatakan, data BPS mencatatkan produksi padi Jawa Barat tahun 2022 surplus 375 ribu ton. “Produksi sekarang hampir mencapai 9,4 juta ton gabah kering giling. Sementara 2021 hanya 9,1 juta ton gabah kering giling,” kata dia, Senin, 13 Februari 2023.
Dengan menghitung konsumsi masyarakat atas, beras maka produksi tersebut pun masih surplus. “Konsumsi masyarakat ada di angka 82,78 kilogram per kapita per tahun itu berdasarkan data Sussenas DKPP, Alhamdulillah Jawa Barat masih surplus hampir 1,3 juta ton beras untuk tahun 2022,” kata dia.
Dadan mengatakan, pantauan dinasnya di lapangan saat ini mendapati harga gabah panen petani memang naik. “Faktanya harga gabah kering giling di petani memang sudah meningkat di luar biasanya,” ucapnya.
ANTARA | AHMAD FIKRI
Pilihan Editor: Sebentar Lagi Panen Raya, Kapan Harga Beras Mulai Turun?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.