Visi dan misi itu, menurut Fili, dimanifestasikan ke dalam tiga strategi pokok. Tiga strategi itu adalah mengawal stabilitas moneter, memastikan dukungan pembiayaan ekonomi yang memadai dan inklusif, serta merumuskan dan mengimplementasikan langkah konkret untuk mengakselerasi transformasi ekonomi keuangan digital.
Untuk mengimplementasikan tiga strategi itu, dibutuhkan dukungan kelembagaan yang kokoh melalui reformasi kelembagaan secara holistik dengan tiga agenda prioritas. Tiga agenda prioritas itu meliputi transformasi organisasi, transformasi sumber daya manusia (SDM) berbasis digital, dan penguatan sinergi dan kolaborasi kelembagaan untuk pemangku kepentingan.
Adapun penguatan sinergi dan kolaborasi dilakukan melalui penguatan sinergi dengan kementerian/lembaga, industri, terutama dengan DPR, dan kepemimpinan kelembagaan Indonesia di kancah internasional. Fili menjelaskan akselerasi ekonomi keuangan digital muncul sebagai pilihan yang logis yang diharapkan bisa menyeimbangkan antara stabilitas dan pertumbuhan serta inklusifitas.
Lebih jauh, ia menjelaskan, digitalisasi dalam jangka pendek secara langsung bisa berdampak positif terhadap penurunan biaya transaksi dan peningkatan akses pasar. Sedangkan digitalisasi pada jangka panjang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui jalur produktivitas.
Akselerasi digital yang inklusif ini, kata dia, akan membuka partisipasi ekonomi yang lebih luas dari pusat hingga daerah, dari kota hingga desa, dari usaha besar hingga mikro serta bagi seluruh gender dari seluruh lapisan masyarakat, usia, suku dan agama. "Inovasi digital bila dikelola dengan tepat, dia dapat menjadi sumber pertumbuhan yang baru," tutur Filianingsih.
MOH KHORY ALFARIZI | ANTARA
Pilihan Editor: Filianingsih Hendarta Terpilih jadi Deputi Gubernur BI, Ini Tanggapan Bank Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.