TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury mengatakan pemerintah menargetkan pengembangan fasilitas produksi baterai kendaraan listrik dengan kapasitas 230 GWh. Dalam hal ini, kementeriannya bakal menggandeng Cina dan Korea Selatan untuk bekerja sama.
“Kami harap pengembangan dengan kapasitas 230 GWh ini bukan hanya untuk produksi di Indoneia, tapi juga diekspor ke negara lain,” kata Pahala dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Senin, 13 Februari 2023.
Melalui pengembangan fasilitas tersebut, Pahala ingin menumbuhkan penggunaan kendaraan bermotor listrik di Indonesia. Targetnya, ada 300 ribu kendaraan motor listrik yang beroperasi di jalanan pada tahun 2023 ini.
BUMN lainnya, yaitu Pertamina Patra Niaga, juga akan dilibatkan untuk melakukan pengembangan battery swapping hingga SPKLU. “Dengan harapan tahun ini pengembangan baterai bisa dikembangkan sampai 30 ribu battery swapping,” kata Pahala.
Adapun ihwal pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Menteri BUMN Erick Thohir menilai hal tersebut akan berdampak pada penurunan impor bahan bakar minyak atau BBM. Apalagi, untuk pengembangan kendaraan listrik, Indonesia memiliki sumber daya nikel—yang merupakan bahan baku baterai.
“Kalau kita konsistem membangun kendaraan listrik, kita bisa menekan impor BBM secara signifikan. Apalagi kalau kita dorong B35 dan bahan bakar etanol,” ujar Erick.
Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR Eddy Soeparno sebelumnya meminta pemerintah realistis dengan target pembentukan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia.
Selanjutnya: Sebab, pemerintah memasang target tinggi...