TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi penurunan angka kemiskinan rendah, terjadi lantaran ada disrupsi dalam kehidupan perekonomian.
Baca juga: Jokowi Mau Angka Kemiskinan Turun, Cek Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Terbaru
Dia mengatakan penurunan kemiskinan tidak signifikan lantaran pembentukan lapangan kerja juga tidak linear dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena ada perubahan distribusi pekerjaan pasca pandemi Covid-19.
“Ada pekerjaan-pekerjaan yang hilang, ada juga pekerjaan baru yang muncul dan itu membutuhkan tingkat keterampilan berbeda,” kata Suharso, Selasa, 7 Februari 2023, dikutip dari Instagram resmi @suharsomonoarfa.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin, 6 Februari 2023, mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,31 persen. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global ini tercapai berkat tingginya pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2022 yang naik 5,01 persen secara tahunan.
Sementara ihwal penurunan angka kemiskinan, berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin pada September 2022 tercatat sebesar 9,57 persen atau meningkat 0,03 persen poin terhadap Maret 2022 dan menurun 0,14 persen terhadap September 2021. Sedangkan jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebesar 26,36 juta orang atau meningkat 0,20 juta orang terhadap Maret 2022 dan menurun 0,14 juta orang terhadap September 2021.
Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2022 sebesar 7,50 persen, naik menjadi 7,53 persen pada September 2022. Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2022 sebesar 12,29 persen, naik menjadi 12,36 persen pada September 2022.
Jika dibandingkan Maret 2022, jumlah penduduk miskin September 2022 perkotaan meningkat sebanyak 0,16 juta orang, yakni dari 11,82 juta orang pada Maret 2022 menjadi 11,98 juta orang pada September 2022. Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan meningkat sebanyak 0,04 juta orang—dari 14,34 juta orang pada Maret 2022 menjadi 14,38 juta orang pada September 2022.
Baca juga: Kemiskinan Ekstrem Masih Ada di Jakarta, Heru Budi Ungkap Kendala Pengentasannya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini