“Peran pekerjaan ini dapat mencakup pengembangan Trojan, ransomware, pencuri, backdoor, botnet, dan jenis malware lainnya, bersama dengan pembuatan dan modifikasi alat penyerang,” tutur Polina.
Untuk penyerang spesialisa IT—yang melakukan serangan pada jaringan, aplikasi web, dan perangkat seluler—adalah pekerjaan paling populer kedua di antara pelaku kejahatan dunia maya. Terhitung 16 persen dari total iklan. Perkiraan terdekat dengan profesi yang sah dari pekerjaan ini adalah penguji penetrasi.
Sebagian besar pekerjaan penyerang di dark web, Polina menjelaskan, dikaitkan dengan tindakan yang akan membahayakan infrastruktur perusahaan. Tujuannya adalah infeksi ransomware, pencurian data atau uang tunai langsung dari akun.
“Beberapa kelompok penjahat dunia maya yang mempekerjakan penyerang berfokus pada penjualan akses ke sistem yang dikompromikan kepada penjahat dunia maya lain, atau meretas web dan aplikasi seluler,” kata dia.
Sementara desainer menempati posisi profesional ketiga yang paling banyak peminat dengan 10 persen iklan tersedia. Tujuan mereka biasanya adalah membuat produk berbahaya, seperti halaman atau surat phising yang sulit dibedakan dari yang asli.
Selain ketiga itu, perekrut di dark web juga mencari administrator IT, reverse engineers, analis, penguji, dan pekerjaan IT lain yang kurang umum. “Berbagai jenis insinyur dan arsitek, spesialis dukungan, penulis teknis, moderator forum, dan bahkan eksekutif hingga manajer proyek,” ujar Polima.
Baca: Isu Reshuffle Kabinet Jokowi, Kriteria Ideal Menteri Lingkungan Hidup Versi Walhi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.