TEMPO.CO, Jakarta - PT Taspen (Persero) menggandeng Mitsubishi Estate Co dalam membangun kawasan Green Energy Superblock Oasis Central Sudirman di Jakarta. Mitsubishi Estate Co bertindak sebagai investor utama kawasan dengan nilai investasi sebesar Rp 10,6 triliun tersebut.
Oasis Central Sudirman digadang-gadang bakal menjadi gedung tertinggi di Tanah Air. Pembangunan dua tower setinggi 65 lantai (276 meter) dan 75 lantai (331 m) itu diperkirakan selesai pada 2029.
Baca: Hutama Karya Ungkap Bidik Banyak Proyek di IKN, dari Istana Wapres hingga Rusun ASN
Taspen tidak keluar uang sama sekali, tapi dapat uang
"Ini tidak pakai uang Taspen sama sekali. Dan ini betul-betul dananya dari Jepang, Taspen tidak keluar uang, tapi dapat uang," ujar Direktur Utama Taspen ANS Kosasih di sela-sela peletakan batu pertama Green Energy Superblock Oasis Central Sudirman di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023.
Kosasih menjelaskan, seluruh dana investasi itu akan berasal dari Mitsubishi Estate, tapi Taspen akan ikut memiliki kepemilikan yang cukup signifikan dalam pengelolaan nanti. "Share-nya 70:30, Jepang 70 (persen), kami 30 tapi dana semua dari Jepang," katanya.
Adapun Mitsubishi masuk sebagai investor utama proyek ini setelah sebelumnya melalui proes lelang yang sangat ketat. "Bidding yang sangat ketat, dimenangi Mitsubishi Estate," katanya. "Mereka menginvestasikan Rp 10,6 triliun ke Indonesia dalam bentuk pembangunan bisnis ini."
Dengan skema BOT tersebut, kata Kosasih, Taspen akan mendapat keuntungan dari kepemilikan lahan selain memiliki bangunan setelah masa kontrak berakhir dalam waktu 50 tahun sejak dimulainya pembangunan.
"Kami ada share, dalam bentuk penggunaan lahan, kami mendapat kepemilikan dan mendapatkan apresiasi dari nilai lahan yang meningkat saat dibangun," tutur Kosasih.
Ia berharap kawasan superblok di atas lahan 3,3 hektare itu juga akan tumbuh pesat seperti kawasan Ginza di Jepang, seperti yang dikembangkan oleh Mitsubishi Estate sebelumnya.
Nantinya, pembangunan kawasan superblok dengan dua menara masing-masing setinggi 65 dan 75 lantai itu ditargetkan rampung pada tahun 2029. Totalnya, pembangunan kawasan ini akan memakan waktu 7 tahun dan ditargetkan dengan penyelesaian satu tower pertama di tahun ke-6.
Kosasih menjelaskan, untuk pembangunan kawasan superblok itu nantinya akan mendatangkan ahlinya dari Jepang, tapi tenaga kerjanya tetap dari Indonesia. "Pembangunan Jepang memang pasti agak lama dan hati-hati sekali karena strukturnya tinggi, dan mereka akan membuat dengan struktur antigempa."
Dari mulai perencanaan konstruksi, hingga operasional, proyek ini diperkirakan bakal menyerap hingga 100 ribu tenaga kerja lokal dengan rincian sekitar 5 ribu tenaga kerja di konstruksi. Selain itu diproyeksikan sekitar 95 ribu hingga 100 ribu tenaga kerja lainnya dibutuhkan dari sekitar 170 industri pendukung.
Selanjutnya: Dalam acara peresmian ground breaking ...