TEMPO.CO, Denpasar - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menargetkan 700 ribu turis asal Cina berkunjung ke Pulau Dewata pada tahun 2023. Target itu dipatok seiring dengan kebijakan dari Pemerintah Cina yang telah mengizinkan warga negaranya untuk kembali bepergian ke luar negeri.
Dengan merujuk data sebelum pandemi, ada 1,2 juta wisatawan Cina ke Bali, maka diperkirakan minimal 70 persen dari data itu bisa tercapai. "Jika linear dengan prediksi kami, diharapkan minimal 70 persen dari semula/minimal 700 ribu bisa terpenuhi," kata Tjokorda di Denpasar, Senin, 23 Januari 2023.
Baca: Penerbangan Perdana Lion Air Rute Cina-Bali, Kemenhub: Industri Penerbangan Menggeliat
Sebelum pandemi, para wisatawan yang berasal dari 20 kota di Cina itu datang ke Bali dengan penerbangan langsung. "Baik dengan pesawat sewa ataupun reguler, kami harapkan secara bertahap bisa terpenuhi," kata pria yang biasa disapa Cok Ace itu.
Jumlah turis Cina dan Australia bersaing ketat
Cok Ace menjelaskan, jumlah turis Cina yang datang ke Bali berkontribusi besar dalam bidang pariwisata dan bersaing dengan jumlah kedatangan wisatawan Australia. Ia berharap kedatangan para turis dari Negeri Tirai Bambu itu dapat mempermudah pencapaian kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali yang ditargetkan pada 2023 ini sebanyak 4,5 juta jiwa.
"Target wisman untuk 2023 sebelumnya 4,4 juta dari 7,6 juta wisman untuk seluruh Indonesia. Kemudian ada perubahan ke 4,8 juta dan kemarin Gubernur menyampaikan 4,5 juta jiwa," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua PHRI Bali tersebut.
Sementara itu, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Handy Heryudhitiawan, menyatakan tidak ada skrining atau penapisan khusus bagi penumpang pesawat asal Cina yang tiba di Pulau Dewata.
"Kami berdiskusi langsung dengan jajaran Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di sini begitu informasi (kedatangan penumpang asal Cina ke Bali) itu kami dapat. Dan di sini tidak ada treatment khusus," katanya.
Selanjutnya: Kemarin, tercatat sebanyak 210 orang...