Untuk mengantisipasi jatuhnya harga di hasil panen petani, ia menyarankan pemerintah segera merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) yang mengatur HET.
Musababnya, seluruh komponen utama pembentuk harga gabah sudah naik, yaitu biaya tenaga kerja dan harga input produksi, seperti biaya bibit, pupuk, dan obat-obatan.
Nuruddin menyarankan HET gabah kering sawah dari harga Rp 4.200 per kilogram dengan kadar air 25 persen diubah menjadi Rp 4.500 per kilogram. "Indikatornya tetap mempertahankan 30 persen keuntungan petani," tuturnya.
Selain itu, ia menyarankan agar pemerintah menyerap gabah petani secara langsung atau dengan kebijakan resi gudang bagi kelompok tani yang mampu mengolah gabah menjadi beras. Kemudian ia berharap pemerintah mendorong himpunan bank milik negara (Himbara) atau bank pembangunan daerah untuk memberikan insentif kepada petani melalui kebijakan resi gudang.
Sebelumnya, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto memastikan beras impor tak akan mengganggu beras hasil panen petani. Ia berujar, sesuai izin dari Kementerian Perdagangan, beras impor harus datang paling lambat 28 Februari 2023.
Namun Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menetapkan batas terakhir impor beras adalah Maret 2023.
Baca juga: Perpu Cipta Kerja Ancam Petani Juga, Partai Buruh: Impor Beras 500 Ribu Ton Itu Buktinya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.