Pada pertengahan Desember 2022, sebanyak 200 ton beras milik Bulog yang sebelumnya menjadi cadangan di luar negeri telah tiba di Indonesia. Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyebut pihaknya telah membeli 200 ribu ton beras dari luar negeri dan belum diimpor ke Indonesia.
Zulhas menyebut ratusan beras tersebut masuk ke dalam negeri untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) yang berkurang banyak pasca operasi pasar yang dilakukan Bulog. Zulhas menyebut masih ada 300 ton lagi cadangan beras yang dicadangkan di luar negeri.
"Sebagian dari impor, 200 ribu, sudah datang. Jadi biar tidak simpang siur. Yang mau impor itu tidak ada. Presiden, Kabulog, saya, dan Kabapanas Arief tidak ada yang ingin impor, jika produksi kita cukup. Buat apa kita impor, jika berasnya ada," kata Zulhas.
Zulhas menerangkan data dari Kementerian Pertanian memang menunjukkan beras di dalam negeri sedang surplus. Tetapi, karena harga beras terus meningkat secara signifikan hingga mencapai Rp10 ribu per liter, akhirnya Bulog memutuskan untuk melakukan operasi pasar dengan harga Rp8.300.
"Terus digelontorkan, karena itu stoknya bulog berkurang banyak. Karena itu musti cari, kalau kurang kan kepercayaan diri pasar terganggu," kata dia.
Demi menghindari kenaikan harga akibat stok beras di Bulog yang menipis, Zulhas memutuskan memasukan cadangan beras dari luar negeri. "Kita tidak mau, karena beras ini kan makanan pokok di Indonesia. Kita sudah tiga kali enam hari mencoba mencari tapi tidak dapat. Jadi kita putuskan impor, untuk menambah cadangan Bulog sebanyak 500 ribu. Ini yang baru datang 200 ribu," kata Zulhas.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan hal yang senada. Ia berujar distribusi CBP belum optimal sehingga harga beras masih melonjak. Ia pun mendorong Bulog segera menyelesaikan impor agar stok CBP mumpuni dan bisa meredam harga beras di pedagang maupun di level konsumen.
Di sisi lain, Arief memastikan harga beras petani di masa panen raya tidak akan terpengaruh oleh aktivitas impor beras. Arief berjanji impor beras akan dihentikan saat panen raya tiba, sehingga harga beras di petani akan tetap stabil.
"Begitu panen raya, keran impor Bulog kami tutup," ujarnya saat ditemui Tempo di kantor Foodbank of Indonesia, Jakarta Selatan pada Selasa, 10 Januari 2023.
Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan mencatat harga beras medium per 12 Januari 2023 masih naik 2,73 persen dibanding bulan lalu menjadi Rp 11.300 per kilogram. Sementara beras premium menembus harga Rp 13.200 per kilogram.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per 12 Januari 2023 juga mencatat harga beras medium tembus Rp 12.750 per kilogram. Sementara harga beras kualitas super I mencapai Rp 14.100 per kilogram. Kemudian beras kualitas bawah sebesar Rp 11.600 per kilogram.
Baca Juga: ID Food dan Kementerian Pertanian Bahas Rencana Ekspor Beras ke Cina
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Catatan: Berita ini mengalami perubahan judul pada kata ekspor beras seharusnya impor beras. Revisi dilakukan pada pukul 22.37, Sabtu, 14 Januari 2023.