Pada November tahun lalu, kantor kepresidenan Korea Selatan juga mengungkapkan Elon telah menyatakan bahwa Korea Selatan adalah salah satu kandidat lokasi teratas di Asia untuk membangun pabrik mobil listrik.
Hingga saat ini, pabrik mobil listrik Tesla telah tersebar di berbagai negara, yaitu di Cina, Jerman, dan Amerika Serikat.
Sebelumnya, Elon Musk menyebutkan bagaimana seharusnya Indonesia berkontribusi untuk ekosistem kendaraan listrik (EV). Hal itu dia sampaikan di acara B20 Summit Indonesia 2022 secara virtual dan diwawacarai oleh CEO Bakrie & Brothers Anindya Bakrie.
"Anda tahu, Indonesia memiliki ambisi untuk menjadi Electro State. Kami juga memiliki bahan baterai yang khas, nikel. Kami juga memiliki potensi energi terbarukan. Bagaimana seharusnya Indonesia berkontribusi terhadap stabilisasi ekosistem EV," ujar Anindya pada Senin, 14 November 2022.
Menanggapi hal tersebut, Elon Musk menyatakan Indonesia telah memberikan kontribusi yang signifikan dengan produksi bahan-bahan penting untuk manajemen di bidang tersebut, salah satunya nikel. Dia menjelaskan nikel adalah bahan utama dalam baterai lithium terutama untuk kendaraan listrik jarak jauh.
"Tetapi lithium sebenarnya hanya beberapa persen dari berat baterai. Padahal nikel sebenarnya merupakan mayoritas berat baterai. Itu seharusnya sangat penting, karena membutuhkan baterai dengan kepadatan energi yang sangat tinggi," tutur Elon Musk.
Selama banyak pembangkit energi terbarukan dan kombinasi pertambangan berkelanjutan terbarukan, Elon Musk berujar, pembangkit energi hanya kemajuan keseluruhan dalam produktivitas.
"Dan juga pendidikan, saya pikir, berita ini akan memberikan kontribusi yang besar, bukan?" ucap pemilik Tesla tersebut.
Baca Juga: Tesla Dikabarkan Bakal Segera Bangun Pabrik di Indonesia, Ini Respons Elon Musk
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.