TEMPO.CO, Jakarta - Jetstar, maskapai penerbangan asal Australia, dilarang mendarat di Bali setelah berangkat dari Melbourne pada Selasa 27 Desember 2022. Pesawat bernomor penerbangan JQ35 itu pun terpaksa putar balik ke negeri asalnya. Lantas, bagaimana profil maskapai penerbangan tersebut?
Mengutip seatmaestro.com, Jetstar Airways didirikan oleh Qantas sebagai anak perusahaan domestik berbiaya rendah pada 2003. Setelah melakukan penjualan tiket perdananya pada Februari 2004, Jetstar memulai penerbangan penumpang domestik pada 25 Mei 2004.
Jetstar kemudian mengembangkan sayapnya menjadi Jetstar Asia. Pada Desember 2004, Jetstar Asia Airways mulai memperluas jangkauan penerbangannya hingga Singapura dan Hong Kong. Layanan internasional menuju Christchurch, Selandia Baru kemudian diperkenalkan pada 1 Desember 2005. Pada Juli 2006, Jetstar dan Jetstar Asia bersatu di bawah nama Jetstar.
Jetstar tercatat melakukan beberapa inovasi. Pada November 2006, Jetstar adalah maskapai penerbangan Australia pertama yang memperbolehkan pelanggannya untuk memilih tempat duduk. Tak habis inovasi, Jetstar kemudian menjadi maskapai penerbangan pertama di dunia yang mengumumkan proyek percontohan untuk memberi penumpang iPad baru untuk hiburan dalam penerbangan pada 2010.
Jetstar pun dikenal sebagai maskapai dengan tingkat keamanan yang cukup tinggi. Sampai berita ini diturunkan, tidak ditemukan catatan Jetstar pernah mengalami kecelakaan udara mematikan. Pada Januari 2017, Airlineratings.com memasukkan Jetstar Airways dan Jetstar Asia dalam sepuluh maskapai penerbangan bertarif rendah teraman di dunia.
Pada Desember 2019, Jetstar meluncurkan layanan berbiaya rendah pertama yang menghubungkan Australia dan Korea Selatan. Pesawat ini melakukan penerbangan perdana dari Gold Coast ke Seoul yang dioperasikan dengan Boeing 787-8 Dreamliner.
HAN REVANDA PUTRA
Baca juga: Jetstar Dilarang Mendarat di Bali dan Harus Balik ke Australia, Begini Duduk Persoalannya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
