TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan asal Australia Jetstar membeberkan kronologi soal pesawatnya yang dilarang mendarat di Bali dan akhirnya harus kembali ke negara kangguru.
Perihal kejadian ini, Jetstar kemudian menyurati Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan atau Kemenhub. Lalu seperti apa duduk persoalan sebenarnya?
"Seperti yang diberitakan, menyusul miskomunikasi internal di kantor pusat Jetstar di Melbourne, JQ35 dari Melbourne ke Denpasar pada 27 Desember (beroperasi dengan pesawat B787) berangkat tanpa persetujuan penerbangan (Flight Approval) yang diperlukan untuk tiba di Denpasar,” tertulis dalam surat yang ditandatangi oleh COO Jetstar Matt Franzi, dikutip pada Kamis, 29 Desember 2022.
Baca: Jetstar Bawa 300 Penumpang ke Bali, Sandiaga: Momentum Kebangkitan Ekonomi
Surat tersebut menjelaskan perubahan jadwal diberlakukan pada 30 November 2022 untuk meningkatkan layanan terjadwal dari pesawat A321 menjadi pesawat Boeing B787 (upgrade tipe pesawat).
“Dengan sangat menyesal kami informasikan bahwa upgrade pesawat B787 tidak dikomunikasikan kepada tim terkait di kantor pusat Jetstar untuk mengajukan permohonan ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Untuk persetujuan penerbangan (Flight Approval) yang diperlukan,” tulis Matt Franzi.
Matt Franzi mengatakan bahwa kesalahan itu diidentifikasi saat pesawat dalam perjalanan ke Denpasar oleh salah satu anggota tim Jetsar yang berbasis di Indonesia. Tim tersebut kemudian menginformasikan ke pusat operasi perusahaan di Melbourne.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Ibu dan seluruh tim Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan otoritas Indonesia yang lebih luas atas dukungan yang diberikan saat memulai kembali operasi kami,” ucap Matt.
Selain itu, Jetstar juga sedang menyelidiki secara menyeluruh mengenai kejadian tersebut. “Dan akan menerapkan prosedur yang kuat untuk mencegah hal ini terjadi lagi,” katanya.
Sebelumnya diberitakan pesawat Jetstar Australia yang penuh dengan turis, tak jadi mendarat di Denpasar, Bali kemarin. Dilansir dari news.com.au, pesawat tersebut tak disetujui mendarat oleh otoritas Indonesia.
Pesawat tersebut terpaksa kembali ke Melbourne setelah menempuh penerbangan selama berjam-jam. Sebelum terbang ke Bali, penumpang yang sebagian besar adalah warga Australia, harus menunggu di bandara Melbourne karena jadwal penerbangan molor. Semula pesawat dijadwalkan berangkat pukul 18:15 pada Selasa, 27 Desember 2022, namun lepas landas pada pukul 11 malam.
Sedikit penumpang yang tahu bahwa mereka akan mendarat kembali di bandara yang sama pada Rabu pagi. Seorang penumpang menggambarkan hal itu sebagai "mimpi buruk liburan."
Selanjutnya: Penumpang tersebut mengatakan...