TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan hingga level 8.000 pada tahun 2023. Adapun dalam skenario terburuknya IHSG kemungkinan menguji level 6.250.
Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan bahwa semua stakeholder harus belajar dari adanya beberapa krisis yang terjadi beberapa tahun kebelakang. Ike menyebut kondisi perekonomian baik nasional maupun global akan terus bergerak dan tentunya akan ada rintangan.
“Arah IHSG, jika berdasarkan skenario terburuk maka ada kemungkinan menguji ke level 6.250 di kisaran Standard deviasi -2. Jika dilihat berdasarkan historis, maka Standard Deviasi -2 ini sudah murah, dan dapat dilakukan strategi bargain hunter,” ujar Ike kepada Bisnis, Jumat 30 Desember 2022.
Ike mengatakan stakeholder harus memperhatikan adanya ancaman resesi, tingginya inflasi, perlambatan ekonomi, dan ancaman lain terkait de-globalisasi yang kemungkinan diterapkan oleh beberapa negara maju. Hal ini dapat merugikan negara lain dalam hal aktivitas perdagangan internasional.
Sementara dari dalam negeri, 2023 merupakan tahun menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang sentimennya akan mulai terasa setidaknya pada kuartal III/2023. Sentimen ini memiliki unsur politik yang tentunya akan mempengaruhi pergerakan saham.
Selanjutnya: sektor perbankan dan juga consumer goods menjadi pilihan ...