Tak hanya Djarum, Hartono bersaudara juga melebarkan investasi ke bidang perbankan. Djarum diketahui bermitra dengan Farallon Capital, hedge fund yang berbasis di San Francisco, untuk membeli 51 persen saham publik Bank Central Asia (BCA), dengan harga sekitar US$ 860 juta pada 2002.
Lebih lanjut, perusahaan Djarum lewat PT Global Digital Prima Venture (GDP Venture), juga berekspansi dalam modal ventura yang banyak berinvestasi pada sejumlah perusahaan startup besar.
Beberapa perusahaan yang disuntik modal oleh GDP Venture, antara lain transportasi online Gojek, situs belanja Blibli.com, Tiket.com, hingga startup kesehatan Halodoc. Perusahaan ventura ini juga terus menggelontorkan dana besar untuk berbagai situs berita berbasis online antara lain Kumparan, Historia, Kincir, Narasi, KasKus, Lokadata, Opini, Cermati, Mindtalk, IDN Media, LintasME, Crazymarket, dan DailySocial.net.
Salah satu sumbangan besar tahun ini berasa dari initial public offering (IPO) PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) alias Blibli yang sukses meraup dana segar sekitar Rp 8 triliun atau US$ 510 juta.
Selain itu, Hartono bersaudara juga terjun ke bisnis properti dan perhotelan dengan mengelola sejumlah kawasan perkantoran dan hotel di beberapa tempat, antara lain, Grand Indonesia, Hotel Kempinski, Menara BCA dan lainnya. Keduanya juga diketahui memiliki merek elektronik populer Polytron, real estate utama di Jakarta, dan saham di startup gaming Razer.
DEFARA DHANYA PARAMITHA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini