Kisah mereka berawal dari Almarhum ayah mereka, Oei Wie Gwan, yang mengakuisisi perusahaan rokok bangkrut pada 1950, bernama Jarum Gramofon. Oei Wie Gwan kemudian mengubah namanya menjadi Djarum hingga dikenal sampai sekarang. Namun, pada 1963, pabrik rokok Djarum terbakar dan hanya menyisakan pabrik di kawasan Kliwon, Kudus, Jawa Tengah. Oei Wie Gwan pun meninggal tak lama setelah pabriknya terbakar.
Selanjutnya, Budi dan Michael Hartono mengambil alih bisnis rokok Djarum. Mereka kemudian mulai mengekspor rokok pada tahun 1972. Dengan berbagai usahanya, kakak beradik ini memasarkan Djarum Filter, yakni rokok kretek pertama yang dibuat menggunakan mesin pada 1976.
Kemudian, disusul dengan diperkenalkannya Djarum Super pada tahun 1981, yang saat ini menjadi salah satu merek paling populer di Indonesia. Upaya itu memberikan hasil yang baik, di mana pada 1965 hingga 1968, produksi rokok yang terjual berhasil tembus 3 miliar batang.
Menyusul tahun 1973, mereka mulai melebarkan pasar Djarum hingga ke mancanegara, seperti Amerika Serikat, Arab Saudi, Jepang dan lain sebagainya. Hingga 2022, perusahaan tersebut telah menghidupi lebih dari 75.000 karyawan.
Selanjutnya: Gurita Bisnis Hartono