Sementara itu Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan beras dari luar negeri sebanyak 200 ribu ton. "Kita siapkan 200 kilo ton di luar negeri, nanti begitu diperlukan waktunya, kita masukkan," kata Arief.
Saat ini CBP ada sebanyak 514 ribu ton. Dengan ditambah dari beras impor yang akan masuk, jumlah cadangan beras tersebut akan bertambah.
Alasan pemerintah impor beras
"Seperti biasa kita utamakan pasti dari dalam negeri duluan, yang ini kita cadangkan. Jadi Pak Presiden perintahnya kita tidak boleh kekurangan, jadi disiapkan saja," ujar Arief. "Kita siapkan cadangan pangan pemerintah Bulog dan kita taruh 200 ribu ton dulu. Kalau diperlukan, akan masuk."
Dengan begitu, Arief memastikan beras impor dengan volume 200 ribu ton itu tidak boleh dijual ke pasar, tapi berfungsi sebagai cadangan. "Kita simpan dulu untuk cadangan, tidak dijual sembarangan, tidak boleh rembes ke pasar, bahaya," ucap Arief.
BPS sebelumnya mencatat, harga beras mengalami inflasi lima bulan terakhir. Pada November 2022, rata-rata harga beras mencapai Rp 11.877 per kilogram. Bulog dan Badan Pangan Nasional menyepakati, harga beras yang dapat diserap maksimal Rp 10.200 per kilogram.
ANTARA
Baca juga: Jokowi Wanti-wanti Soal Hitungan Soal Beras: Jangan Sampai Keliru, Tidak Ada Cadangan ...
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.