Di tengah ketatnya persaingan merebut investasi ini, Jokowi berharap seluruh elemen memiliki perasaan yang sama. Pasalnya, menurutnya, menahkodai situasi saat ini sangat sulit sehingga harus sangat berhati-hati dalam menangani investasi. Dia juga memerintahkan agar jangan sampai investasi yang sudah masuk direalisasikan dengan keliru.
"Kita harus memiliki perasaan yang sama dan memiliki sense yang sama. Harus sepakat bahwa situasi saat ini betul-betul situasi yang tidak mudah, situasi yang sangat sulit," ucap Jokowi.
Begitu salah dalam mengimplementasikan kebijakan, kata dia, risikonya besar sekali karena situasinya betul-betul tidak normal. Baik untuk kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Ia mengaku akan terus menyampaikan pesan tersebut.
Tidak bisa kerja normal
"Tidak bisa kita kerja normal di keadaan yang tidak normal. Tidak bisa. Tahun depan tahun 2023 ini akan jauh lebih sulit lagi di semua negara," tutur Jokowi.
Jokowi menilai kunci menghadapi ancaman resesi ini adalah kerja keras. Karena itu, ia telah memerintahkan intelijen ekonomi di Tanah Air untuk mempelajari apa yang membuat investor tertarik berinvestasi di suatu negara ketimbang negara lainnya. Hasilnya, ia mempelajari perlu ada kebijakan tambahan hingga insentif tambahan, seperti tax holiday dan perlakuan lainnya yang lebih baik.
"Tapi kalau nanti di dalam pelaksanaan masih ada yang ganggu-ganggu buyar semua kebijakan yang sudah kita desain," kata Jokowi.
Baca juga: KTT G20, RI Kumpulkan Komitmen Investasi Rp 125 Triliun dari Korsel, Cina dan...
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.