TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi membahas soal ancaman resesi global yang diperkirakan akan terjadi pada 2023. Krisis tersebut diperkirakan akan terjadi mulai awal tahun depan sehingga upaya menggaet komitmen investasi akan semakin sulit lantaran berebut dengan semua negara.
"Oleh karena itu kita jangan sampai ada yang mempersulit. Saya gak mau dengar lagi ada yang mempersulit, baik di pusat ataupun di daerah. Baik di pusat, provinsi, kabupaten, dan kota," ujarnya ketika memberikan sambutan di acara Rapat Koordinasi Nasional Investasi di Jakarta pada Rabu, 30 November 2022.
Baca: Kinerja Investasi 2023, BKPM: Optimis Tapi Waspada Geopolitik Global
Tiap negara bersaing menggaet investor
Ia menjelaskan gelapnya situasi ekonomi tahun depan membuat seluruh negara, baik negara maju maupun berkembang berusaha agar arus modal masuk ke negaranya.tujuannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Apalagi berbagai krisis masih akan dihadapi di tengah situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang masih memanas. Di antaranya krisis pangan dan energi.
Berkali-kali Jokowi menyatakan bahwa posisi yang sedang dihadapi dunia saat ini sangat sulit. Seluruh negara menghadapi ancaman inflasi, pertumbuhan ekonomi yang anjlok, krisis fiskal, hingga diikuti sulitnya mencari pupuk. "Semuanya menghantui seluruh negara," kata dia.
Karena itu, ia memperingatkan jangan sampai ada yang mengganggu usaha pemerintah dalam mengejar target investasi. Apalagi Indonesia telah memperoleh kepercayaan dari investor sehingga kini tinggal melakukan implementasi dari kebijakan yang telah didesain pemerintah.
"Jangan sampai ada yang terganggu. Kepercayaan yang sudah kita dapatkan, jangan sampai hilang gara-gara kita salah memperlakukan investasi yang masuk ke negara kita," tuturnya.
Selanjutnya: Di tengah ketatnya persaingan...