Artinya, menurut dia, audit tersebut bukan hanya sekedar proof of reserve yang tidak berarti banyak. "Namun juga proof of liability, yaitu jumlah total deposit member yang tercatat di dalam exchange," tutur Oscar.
Ia juga menyarankan semua bursa kripto di Indonesia melakukan hal yang sama dan menyarankan Bappebti mewajibkan semua bursa kripto untuk melakukan audit serupa. Bappebti diharapkan bisa mengeluarkan aturan terbaru yang meminta bursa kripto menunjukkan hasil auditnya dan dilakukan reguler tiap hari jika memang diperlukan.
Dengan adanya laporan terbuka itu, Oscar berharap, semua orderbook, saldo member (anggota) dan inventory akan sesuai dan semuanya ada di Indonesia.
"Dengan semua inventory ada di Indonesia, saya yakin member akan terlindungi," katanya. "Jangan sampai orderbook-nya di negara ini, saldonya ada di third party dan inventory yang ada di Indonesia nya sendiri malah ternyata cuma kecil banget."
Ia pun berharap di masa mendatang tidak ada lagi bursa kripto global yang mengalami masalah serupa dengan FTX karena akan mempengaruhi market kripto secara global juga. "Harapannya dengan kebijakan audit yang diusulkan ini dapat membuat risiko ekosistem kripto nasional menjadi sangat rendah dan aset anggota tidak disalahgunakan," ucapnya.
MOH KHORY ALFARIZI | ANTARA
Baca juga: Profil Sam Bankman-Fried, Anak Muda Terkaya dari Kripto Berharta Rp 320 Triliun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini