Ia menjelaskan, jika kawasan ASEAN dapat mengadopsi teknologi lebih maju dan menggunakannya untuk meningkatkan sektor manufaktur, kawasan ini akan dapat bersaing dengan negara-negara seperti Cina.
Sebab, menurut Bagas, teknologi adalah isu lintas sektoral yang dapat mempercepat transisi pembangunan yang dibutuhkan sebagai solusi inovatif. "Prospek ASEAN ini amatlah positif, namun semua sepenuhnya bergantung pada kekompakan dan upaya proaktif di antara negara negara ASEAN," tutur calon ketua HIPMI tersebut.
Lebih jauh, Bagas menyatakan Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan semua yang telah dibangun selama beberapa dekade terakhir. Oleh sebab itu, para pengusaha muda tidak boleh menyia-nyiakan peluang ini.
"Bersama-sama, kita tidak hanya bisa bangkit lebih kuat tapi kita bisa bersinar terang untuk Asia dan dunia," ucap Bagas. "Negara-negara ASEAN akan menjadi contoh, bagaimana kita bisa pulih lebih kuat pulih bersama setelah era pandemi, dan itu dimulai dari kita, generasi muda."
ASEAN Young Entrepreneurs Council ini adalah wadah pengusaha muda ASEAN untuk duduk bersama-sama dalam merumuskan isu-isu penting ekonomi regional dan kewirausahaan yang akan dikolaborasikan menjadi usulan kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah negara-negara ASEAN.
Baca juga: Bank Sentral di 5 Negara ASEAN Luncurkan Sistem Pembayaran Digital Menjelang KTT G20
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini