Ia lalu menyebutkan stok beras Indonesia saat di angka 10,2 juta ton dan siap jika memasok ke negara yang kekurangan seperti Afrika. Indonesia, kata Syahrul, berusaha menjaga ketahanan pangan nasional melalui program food estate, cadangan beras pemerintah (CBP), dan pengadaan cadangan pangan pemerintah (CPP).
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mengajak pemimpin dunia bersatu pada dalam mengatasi krisis global. Termasuk dalam menyelesaikan masalah pangan di mana kelaparan akut melanda berbagai negara disebabkan salah satunya karena konflik antarnegara.
Prabowo yang mendapat mandat menggarap food estate tersebut, menyatakan, upaya memecahkan kerawanan pangan, di antaranya lewat penyediaan bibit dan teknologi. "Tetapi, yang lebih penting adalah kesatuan, kekompakan, kemampuan antar elite nasional dan internasional untuk bekerja sama," ujarnya.
Ia berharap forum ini bisa memberikan pemahaman mengenai ketahanan pangan dari sudut pandang Indonesia dan dunia. Apalagi tujuan paling penting saat ini adalah ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan di dunia.
"Tujuan kita menyediakan pangan bagi 8 miliar orang di dunia. Namun, tantangannya adalah ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan. Tantangannya adalah hanya beberapa negara yang memiliki kecukupan pasokan protein dan kalori," ucapnya.
Menurut Prabowo, hal-hal itu yang menjadi tantangan dalam mencapai target nol kelaparan. "Yang merupakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) nomor 2, sebuah tujuan yang harus kita cita-citakan."
BISNIS
Baca juga: Greenpeace Sebut Food Estate Bukan Solusi Atasi Krisis Pangan: Malah Perburuk Krisis Iklim
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini