TEMPO.CO, Jakarta - Empat asosiasi pengusaha produk sawit melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) bersama China Chamber of Commerce for Import and Export for Foodstuffs, Native Produce & Animal By-Products (CFNA), untuk menjalin komitmen peningkatan ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya.
"Acara tanda tangan ini merupakan tindak lanjut pertemuan bilateral antara kedua negara atas komitmen Cina membeli 1 juta produk CPO RI," ucap Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat pada Jumat, 11 November 2022.
Adapun empat asosiasi pengusaha yang meneken perjanjian tersebut adalah Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dan Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI). Ada pula Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLI).
Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan pada Ditjen Daglu Kemendag Farid Amir mengungkapkan belum ada rincian volume CPO dan produk turunannya yang akan diekspor. Namun, RI membuka peluang bakal mengekspor produk sawit dengan nilai US$ 1,1 miliar hingga US$ 1,5 miliar sesuai perjanjian awal.
"Ini masih berupa MoU, bentuk lain akan dibicarkaan kemudian. Tergantung asosiasinya pelaku bisnis akan berhubungan. semuanya juga potensial," ujar Farid.
Baca: Kemendag: Harga CPO Turun karena Kekhawatiran Resesi Global
Ia melanjutkan, kemungkinan besar, ekspor akan dimulai pada kuartal keempat tahun ini dengan harga refrensi CPO US$ 826,58 per ton. Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Cina dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, menyatakan Cina telah mengumumkan akan mengimpor lebih banyak produk pertanian unggul dari Indonesia, termasuk minyak kelapa sawit.
Ia menyatakan Presiden Xi Jinping ingin Cina lebih terbuka dan memberikan lebih banyak kesempatan dalam kerja sama bilateral. Utamanya, kata dia, komoditas yang selama ini diimpor dalam volume besar, seperti minyak kelapa sawit, produk kelautan, sarang burung walet, dan lainnya.
"Tiongkok (Cina) adalah negara besar konsumen produk pertanian dan pengimpor produk pertanian unggulan Indonesia sangat populer di Pasar Tiongkok," tuturnya.
Kala proteksionisme semakin meningkat akibat wabah Covid-19 dan situasi geopolitk yang semakin serius, dia berujar, komitmen perdagangan ini menjadi sangat penting bagi kedua negara. Penekanan MoU ini juga diharapkan dapat membangun panggung baru bagi produk pertanian kedua negara, khususnya industri minyak kelapa sawit dan produk laut.
Pada 26 Juli 2022 lalu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menemui Perdana Menteri Cina Li Keqiang. Pertemuan bilateral itu menghasilkan komitmen bahwa Cina akan membeli 1 juta ton produk CPO dan produk pertanian Indonesia lainnya.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca juga: Faisal Basri Nilai Larangan Ekspor CPO adalah Kebijakan Terburuk Sepanjang Masa
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini