TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengamat kelistrikan dari Universitas Indonesia Soetjipto Suwono menyatakan, pemadaman Pembangkit Suralaya bisa cepat diatasi jika kerusakannya tidak terlalu parah. “Jika lebih dari enam jam pemadaman, kerusakan yang terjadi cukup parah dan butuh waktu lama untuk membangkitkan listrik,” ujarnya kepada Tempo, Selasa (17/3).
Dia menjelaskan, pembangkit batu bara membutuhkan waktu lebih dari lima jam untuk pemanasan tungku sebelum dioperasikan. “Bila kerusakannya parah, kemungkinan sebagian wilayah di Jawa masih tetap padam,” katanya.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya mengalami Kerusakan pada komponen jaringan swichyard (gardu induk). Akibatnya semua unit pembangkit keluar dari sistem Jawa-Bali. Informasi yang diperoleh Tempo menyebutkan, gangguan terjadi pada transmisi gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) dari Surayala- Cibinong. Penyebab gangguan masih diselidiki PLN.
Pembangkit Suralaya merupakan pembangkit terbesar di Indonesia dengan 7 unit pembangkit dan total kapasitas 3.400 megawatt. 4 unit masing-masing berkapasitas 400 megawatt dan 3 unit lainnya berkapasitas 600 megawatt. Operator pembangkit itu adalah anak usaha PLN, PT Indonesia Power.
ALI NY