TEMPO.CO, Jakarta - Pendapatan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN per akhir kuartal ketiga tahun ini tercatat sebesar Rp 325,12 triliun. Angka itu naik 20,47 persen ketimbang yang dicatatkan pada periode serupa tahun lalu yang sebesar Rp 269,87 triliun.
Dalam laporan keuangan PLN pada akhir kuartal ketiga tahun ini menunjukkan pendapatan BUMN di bidang setrum ini tumbuh seiring dengan kenaikan tarif daftar listrik untuk sejumlah golongan per 1 Juli 2022. Namun begitu, laba bersih PLN menyusut dari capaian semester I pada tahun 2022.
Adapun penjualan tenaga listrik sebagai kontributor terbesar menyumbang Rp 231,04 triliun selama periode sembilan bulan ini. Angka itu naik 8,56 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 212,82 triliun.
Baca: Erick Thohir Bicara Rencana Merger 3 Perusahaan Geothermal Milik Pertamina, PLN, dan Kemenkeu
Pendapatan kompensasi PLN juga naik 186,54 persen hingga akhir September 2022 secara tahunan menjadi Rp 46,36 triliun, dari sebelumnya Rp 16,18 triliun.
Sementara pemasukan dari subsidi listrik pemerintah juga tumbuh menjadi Rp 42,13 triliun, naik 12,71 persen secara year on year (yoy) jika dibandingkan dengan periode serupa setahun sebelumnya Rp 37,38 triliun.
PLN juga melaporkan pertumbuhan pendapatan yang berasal dari penyambungan pelanggan Rp 606,93 miliar dari Rp 336,05 miliar.
Seiring pertumbuhan pendapatan, beban usaha PLN pun naik 16,68 persen yoy dari Rp 276,95 triliun menjadi Rp 237,36 triliun. Adapun kenaikan beban itu utamanya disumbangkan oleh kenaikan beban bahan bakar dan pelumas sebesar 25,63 persen yoy menjadi Rp 108,22 triliun, dari sebelumnya Rp 86,14 triliun.
Beban pembelian tenaga listrik juga tercatat naik 22,58 persen yoy menjadi Rp 94,22 triliun, dari sebelumnya Rp 76,86 triliun.
Selanjutnya: Laba bersih sejak awal tahun ini PLN Rp 17,34 triliun.