TEMPO.CO, Jakarta -Indonesia berupaya mengakselerasi transisi menuju energi baru terbarukan atau EBT, baik untuk kendaraan maupun pembangkit energi. Namun demikian, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengingatkan agar transisi EBT ini dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Hal tersebut disampaikan Erick dalam sambutannya di acara 2nd Northern Sumatera Forum, Jumat 28 Oktober 2022.
“Krisis energi sedang terjadi di Eropa saat ini, proses transisi yang gegabah dan tanpa perhitungan yang matang antara kebutuhan dan suplai nasional bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Itu pun, bisa terjadi di Indonesia sebagai negara yang sedang tumbuh-tumbuhnya,” kata Erick dalam keterangan tertulis, dikutip Tempo, Jumat, 28 Oktober 2022.
Erick juga mengingatkan pentingnya menjaga kedaulatan energi. Menurutnya, Indonesia tidak boleh hanya menjadi konsumen energi bersih atau sekadar menjadi produsen, sehingga tergantung dengan rantai pasok. “Kita harus bisa memastikan mandiri dan justru membangun ekosistem kita di mana mereka dan kita saling menguntungkan tetapi tentu kita yang menentukan daripada transisi ini,” ujar Erick.
Ihwal transisi energi, ia mengatakan BUMN mendorong inisiatif stragis untuk mendukung upaya dekarbonisasi menuju Indonesia Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Di antaranya, yaitu dengan Renewable Development melalui energy transition mechanism yang di dalamnya terdapat program percepatan pensiun dini PLTU Batu Bara. Selain itu juga upaya peningkatan kapasitas energi terbarukan termasuk tenaga panas bumi, surya, bayu dan hydro.
BUMN, lanjut dia, juga mengembangkan ekosistem bisnis electric vehicle (EV) melalui penyiapan bahan baku industri baterai EV, yang menjadikan Indonesia sebagai pusat manufacturing EV dan investasi. “Kami terus membangun ekosistem baterei EV, apakah recycle battery maupun charging station," bebernya.
Langkah tersebut, menurut Erick merupakan kesempatan yang terbuka bagi sektor privat, pemerintah daerah, dan sektor lain, untuk menjadi bagian penting dalam ekosistem EV. Dia juga mengatakan dalam membangun ekosistem EBT, BUMN membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari banyak pihak. Baik pemerintah daerah maupun BUMN, pihak swata, akademisi, praktisi, maupun kelompok yang fokus pada isu EBT.
“Sebagai bagian warga dunia, kita memilih komitmen nyata dalam pengembangan EBT. Namun juga harus mewujudkan pemerataan pembangunan dan akses energi agar tidak ada bangsa kita atau anak bangsa kita yang tertinggal dari laju peradaban,” ujar dia.
Adapun Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus mengatakan SKK Migas bakal mendukung pemerintah melakukan transisi energi. Namun di sisi lain, SKK Migas juga akan terus melakukan eksplorasi. “Karena energi masih sangat penting dan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi secara nasional,” kata Rikky.
Baca Juga: Erick Thohir Beberkan Alasan Garuda Indonesia Belum Bergabung dengan InJourney
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini