TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajak Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) berkolaborasi dalam memberikan dukungan kepada negara anggotanya menuju transisi rendah karbon dengan cara yang adil dan terjangkau.
Hal ini ia sampaikan saat menghadiri Sidang Tahunan Asian Infrastructure Investment Bank ketujuh secara virtual di Beijing, China, 27 Oktober 2022 waktu setempat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga berperan selaku Dewan Gubernur AIIB.
"Bank Pembangunan Multilateral, termasuk AIIB perlu berkolaborasi dan mendukung transisi ekonomi global yang tertib, adil, dan terjangkau menuju keberlanjutan," kata Sri dikuti dari siaran pers, Jumat, 28 Oktober 2022.
Baca: Mulai Jokowi, Sri Mulyani hingga Bos IMF Berpesan Soal Resesi, Apa Benang Merahnya
Menurut Sri Mulyani, Bank Pembangunan Multilateral seperti AIIB dapat berperan dalam menggandeng sektor swasta untuk meningkatkan pendanaan dalam rangka transisi menuju nol emisi karbon, termasuk melalui instrument pasar modal berkelanjutan dan fasilitas derisking.
AIIB juga kata dia juga dapat memberikan bantuan teknis untuk mendukung kliennya dalam penyiapan proyek yang bankable dan feasible. Oleh sebab itu AIIB tentunya menurut Sri Mulyani juga perlu selalu meningkatkan keahlian dan kemampuan, termasuk melalui peningkatan staf.
"Ini termasuk kebutuhan untuk melibatkan sektor swasta sehingga dapat meningkatkan pendanaan untuk transisi iklim melalui komitmen net zero secara sukarela dan komitmen terkait lainnya," ujar Sri Mulyani.
Dalam melaksanakan transisi energi di dalam negeri, Sri Mulyani menekankan, pemerintah telah menginisiasi Energy Transition Mechanism (ETM) yang bekerja sama dengan Asian Development Bank atau ADB yang bertujuan untuk mempercepat penghentian penggunaan pembangkit listrik batu bara sehingga selanjutnya dapat mempromosikan pengembangan energi terbarukan.
Dia pun berharap AIIB dapat berpartisipasi dalam mendukung program ETM di Indonesia. Dalam implementasi ETM, Indonesia telah membentuk ETM Country Platform dan akan mengumumkan proyek pilot pada G20 Leader Summit pada November 2022.
Sejauh ini, sebagai Bank Pembangunan Multilateral yang fokus pada pembangunan infrastruktur, Indonesia kata Sri Mulyani telah memperoleh manfaat dari kerjasama dengan AIIB dalam mendukung pembiayaan bagi proyek infrastruktur di Indonesia.
Indonesia, kata dia, menjadi negara keempat penerima dukungan AIIB dengan nilai sebesar US$ 3,13 miliar, diantaranya berupa dukungan untuk penanganan pandemi COVID-19 melalui fasilitas COVID-19 Crisis Recovery Facility (CRF) senilai US$ 1,5 miliar.
Baca: Sri Mulyani: Dana Perlindungan Sosial Terealisasi Rp 307,1 Triliun per 30 September 2022
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini