"Masalah pupuk hari ini akan berdampak terhadap ketersediaan pangan atau bahkan krisis pangan dalam 8—12 bulan ke depan," kata Sri Mulyani.
Kendala pasokan pupuk saat ini, menurut dia, bakal menjadi faktor besar yang memengaruhi ketersediaan pangan dalam beberapa bulan ke depan. Jika terdisrupsi, risiko terjadinya krisis pangan akan meningkat tahun depan.
Ia memaparkan bahwa isu pangan menjadi sorotan dalam pertemuan para menteri keuangan dan menteri pertanian negara-negara G20. Mereka menyoroti soal ketersediaan pangan, terutama kaitannya dengan pupuk dan nutrisi.
Berdasarkan pertemuan itu, negara-negara G20 menyepakati bahwa pasokan pupuk harus menjadi perhatian agar dunia terhindar dari krisis pangan. Saat ini, terjadi disrupsi pasokan yang menyebabkan harga pupuk meningkat, di antaranya imbas dari serangan Rusia ke Ukraina.
Sri Mulyani menyatakan pembahasan itu akan berlanjut dalam Presidensi G20 India pada tahun depan. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia sebagai presidensi tahun ini dalam melakukan pemetaan masalah dan penyusunan kerangka kebijakan awal terkait masalah pangan. "Kita akan menghadapi 2023, yang mana akan jauh lebih berisiko dalam hal pangan," tuturnya.
BISNIS
Baca juga: Erick Thohir: Indonesia Tidak Akan Terkena Resesi 2023
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.