TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan, tahun depan pemerintah akan betul-betul melarang ekspor timah mentah ke luar negeri.
"Kalau timah kemungkinan besar tahun depan sudah tidak lagi kita melakukan ekspor mentah," kata dia di Jakarta Convention Center, Selasa, 11 Oktober 2022.
Bahlil menyatakan hal tersebut dilakukan karena pemerintah tengah berfokus mendorong hilirisasi dari komoditas itu. Indonesia merupakan negara produsen timah terbesar kedua setelah Cina.
Baca: Jokowi Geram Aspal Terus Diimpor, Bahlil Ungkap Investor Eropa Siap Dorong Produksi
Pelarangan ekspor timah ini dilakukan setelah pemerintah memberlakukan larangan ekspor untuk produk nikel. Selanjutnya, dua tahun lagi, pemerintah akan melarang ekspor aspal, sebagaimana telah diperintahkan Presiden Joko Widodo.
"Dan itu akan kita lakukan karena tadi bapak presiden sudah menyampaikan bahwa hilirisasi itu adalah kata kunci untuk membuat ketahanan ekonomi nasional kita dibalik ketidakpastian ekonomi global," kata Bahlil.
Sebelumnya, Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Toto Haryanto Silitonga menyatakan Cina masih menjadi negara tujuan utama ekspor timah asal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. BPS mencatat sebesar 33,84 persen dari seluruh produksi timah Babel pada Januari-Juli 2022 dikirim ke Negeri Tirai Bambu.
"Apabila dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor timah ke Tiongkok pada tahun ini naik 2.792,00 persen," kata Toto Haryanto di Pangkalpinang, Jumat, 2 September 2022.
Sementara itu, Singapura, India, Korea Selatan, dan Jepang berada dalam lima negara tujuan utama ekspor timah pada Januari-Juli 2022. Peran keempat negara berkisar antara 8,42 persen hingga 15,94 persen.
"Secara total, lima negara utama tujuan ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berperan sebesar 79,49 persen," kata Toto.
Baca juga: Bahlil Ungkap Sinyal Perpanjang Kontrak Freeport: Sekarang Punya Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.