TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengungkapkan kelebihan pasokan listrik saat ini di PT PLN (Persero) harus disyukuri, bukan malah dipermasalahkan. Sebab, saat ini beberapa negara sedang mengalami krisis energi.
Misalnya, negara-negara di kawasan Eropa kini masih terus mengalami krisis energi akibat pasokan gas mereka ditutup Rusia. Prancis bahkan berencana mematikan air panas di gedung-gedung publik dan mengurangi suhu air di kolam renang umum sebesar 1 derajat Celcius pada Kamis, 6 Oktober 2022.
"Saya memandangnya ini adalah hal yang positif daripada kita kekurangan energi, seperti yang dialami beberapa negara. Kita malah berlebih energi," kata Rida dalam acara Indonesia Sustainable Energy Week di Jakarta, Senin, 10 Oktober 2022.
Baca: Padam Kompor Listrik Sebelum Sempat Menyala
Menurut Rida, kelebihan pasokan listrik PLN ini memang merupakan dampak dari pembanguna pembangkit yang masif melalui program 35 ribu mega watt untuk mencapai target Nawacita Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Tapi pembangunan pembangkit itu tidak diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
"Excess capacity akibat berhasilnya pembangunan power plant program 35 ribu megawatt, yang kita berhasil adalah target pertumbuhan ekonominya 7-8 persen tapi nyatanya 5 persen. Tetapi hal itu daripada dikeluhkan, lebih baik disyukuri," kata Rida.
Pada Juli lalu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan saat ini pihaknya sedang kelebihan pasokan listrik. Ia menuturkan sepanjang 2021 telah melakukan upaya efisiensi untuk menjaga stabilitas kondisi keuangan PLN.
"Kami mengakui PLN menghadapi kondisi oversupply. Di sini sambil memberi kesempatan PLN untuk meningkatkan demand-nya," kata Darmawan dalam konferensi pers di kantor PLN, Jakarta pada Jumat 1 Juli 2022.
Selanjutnya: PLN sudah melakukan berbagai efisiensi, di antaranya...